🐳 Seseorang Tergantung Teman Dekatnya

AlA'masy mengatakan : "Biasanya Salafus Shalih tidak menanyakan (keadaan) seseorang sesudah (mengetahui) tiga hal yaitu jalannya, tempat masuknya, dan teman-temannya." (Al Ibanah 2/476 nomor 498) 160. Ayyub As Sikhtiyani diundang untuk memandikan jenazah kemudian beliau berangkat bersama beberapa orang.
16. Julho 2020Cada pessoa tem sua característica, alguns são naturalmente extrovertidos, falantes e divertidos, outros mais reservados e introvertidos. De fato a personalidade é algo que em grande parte nos acompanha desde o nascimento e se constrói na primeira infância. Neste sentido poucas mudanças podem ocorrer na vida adulta. Mas quanto aos relacionamentos como conviver e se relacionar com um homem reservado?Envergonhado ou desinteressado?Pode ser que no início do relacionamento algumas características de personalidade são mais fáceis de aguentar, e que com o tempo isso se torne um desafio. Mas de fato quando isso começa a incomodar, como lidar com uma pessoa distante e introvertida? Até onde nós mesmos conseguimos aguentar? Como e quando dar apoio à pessoa introvertida?Uma questão de personalidadeA personalidade é uma mistura entre características genéticas e fisiológicas com as experiências e nossas relações com o mundo. Ou seja, apesar de grande parte de nossa personalidade já ser definida no nascimento e infância, a vivência familiar, os amigos, escola e trabalho também influenciam a personalidade. Na infância é mais fácil identificar aquelas que ficam soltas e se divertem em grupo com muitas gargalhadas enquanto outras ficam mais envergonhadas e visivelmente desconfortável. Pessoas introvertidas acabam tendo mais dificuldade em fazer amigos, se comunicar com outras pessoas e iniciar relacionamentos. Já que muitas vezes acabam sendo mal compreendidas e taxadas como anti sociais ou estranhas. Entretanto, isso pode ser uma grande erro, pois muitas vezes a timidez impossibilita a pessoa de se envolver mais. Artigo relacionado O que é SEXT – Dicas para esquentar suas mensagens O primeiro encontro com um homem reservadoNo dia do primeiro encontro já é possível identificar que ele mantém uma certa distância, mas ainda você não consegue entender se isso acontece apenas com você ou se esta realmente é uma característica dele. De qualquer forma, isto não é motivo para abandoná lo no meio do encontro, afinal pode haver várias razões para ele se comportar assim. Muitas pessoas não sabem ao certo o que dizer no primeiro encontro. A melhor coisa é se fazer é dar o tempo à pessoa para que fique mais à vontade, e depois tentar falar de assuntos mais divertidos para quebrar o gelo. Mesmo que não dê certo você pelo menos tentou. Como deixá-lo mais solto e leve quando estamos juntos?As vezes acontece de encontrarmos uma pessoa super especial, bonita, legal e que se encaixa perfeitamente na pessoa do nosso sonho. Porém ele parece um pouco distante e algumas vezes até um pouco frio, o que dificulta a aproximação de vocês. Mas isso não te impede de se apaixonar. Mas o fato é que essa frieza te deixa insegura. Pode ser que ele esteja apenas fazendo um jogo, sim pode não é raro. Mas a melhor forma de entender o que se passa é perguntar de forma objetiva. Pergunte à porque raramente ele toma iniciativa e porque sempre dá respostas curtas e objetiva. Este comportamento é por timidez ou desinteresse? Mas claro este tema é complexo para se ter todas as respostas. Em um relacionamento com um homem muitos de nós sabemos quando estamos apaixonados realizamos muitas características da pessoa que amamos. Porém com o passar dos tempos, até pequenos detalhes podem se tornar grandes obstáculos. Então essa distância e falta de iniciativa pode começar a te incomodar. Será que ele teve alguma experiência negativa no passado? Como uma traição por exemplo? E por isso age dessa forma para se proteger? Você pode tentar deixá-lo mais relaxado e descontraído, isso pode funcionar, já que alguns homens gostam e precisam de companheiras que os incentivem. Mas isso é claro sempre respeitando a vontade deles. E se isso se tornar um problema muito grande entre vocês, talvez seja melhor cada um seguir o seu caminho. Tenha em mente que é muito comum que pessoas reservadas e distantes tenham tido experiências ruins no passado e queiram apenas se proteger com este tipo de comportamento. Leia também Encontro virtual em tempos de quarentena
Sesungguhnyaseseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya. Jika kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas, masih ada manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih.
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628Wahai saudariku, demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh dengan dua permisalan ini dalam rangka menjelaskan bahwa seorang teman yang shalih akan memberikan manfaat bagi kita di setiap saat kita bersamanya. Sebagaimana penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat bagi kita, berupa pemberian minyak wangi, atau minimal jika kita duduk bersamanya, kita akan mencium bau Berteman dengan Orang yang ShalihBerteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. Bahjah Quluubil Abrar, 119Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. Bahjatu Quluubil Abrar, 119Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamالمرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927Bahaya Teman yang BurukJika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. Bahjatu Qulubil Abrar, 120Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. Bahjah Qulubil Abrar, 120Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu Sampai MenyesalAllah Ta’ala berfirmanوَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” QS. Al Furqan 27-29.Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada Uqbah bin Abi Mu’ith. Adhwa’ul Bayan, 6/45Begitulah Allah Ta’ala telah menjelaskan betapa besarnya pengaruh seorang teman dekat bagi seseorang, hingga seseorang dapat kembali kepada kekafiran setelah dia mendapatkan hidayah islam disebabkan pengaruh teman yang buruk. Oleh karena itulah sudah sepantasnya setiap dari kita waspada dari teman-teman yang mempunyai perangai saudariku, ingin ku kutipkan sedikit nashihat yang semoga bermanfaat untukku maupun untuk dirimu. Nashihat ini berasal dari seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Al Maqdisiy“Ketahuilah, Sungguh tidaklah pantas seseorang menjadikan semua orang sebagai temannya. Akan tetapi sepantasnya dia memilih orang yang bisa dijadikan sebagai teman, baik dari segi sifatnya, perangainya, ataupun apa saja yang bisa menimbulkan keinginan untuk berteman dengannya. Sifat ataupun perangai tersebut hendaknya sesuai dengan manfaat yang dicari dari hubungan pertemanan. Ada orang yang berteman karena tujuan dunia, seperti karena ingin memanfaatkan harta, kedudukan ataupun hanya sekedar bersenang-senang bersama dan ngobrol bersama, akan tetapi hal ini bukanlah tujuan kita. Ada pula orang yang berteman untuk tujuan agama, dalam hal ini terdapat pula tujuan yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang bertujuan dapat memanfaatkan ilmu dan amalnya, ada pula yang ingin mengambil manfaat dari hartanya, dengan tercukupinya kebutuhan ketika berada dalam kesempitan. Secara umum, kesimpulan orang yang bisa dijadikan sebagai teman hendaknya dia mempunyai lima kriteria berikut Berakal cerdas, berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus terhadap dunia. Kecerdasan merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu terkadang dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Akhlak baik, hal ini juga sebuah keharusan. Karena terkadang orang yang cerdas jika ia sedang marah dan emosi dapat dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka tidaklah baik berteman dengan orang yang cerdas tapi tidak berakhlak. Sedangkan orang yang fasiq, dia tidaklah mempunyai rasa takut kepada Allah. Dan orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, kamu tidak akan selamat dari tipu dayanya, disamping dia juga tidak dapat dipercaya. Adapun ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan jeleknya kebid’ahannya. Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untukku dan untukmu saudariku…Amiin …*** Penyusun Latifah Ummu Zaid Murajaah Ustadz Ammi Nur BaitsRujukanBahjatu Qulubil Abrar, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, Maktabah Al Imam Al Wadi’iy, Shan’aaAdhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi, Darul-Fikr lith-thoba’ah wan-nasyr wat-tauzi’, Beirut Maktabah Asy-SyamilahMukhtashor minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy. Maktabah Asy-Syamilah Agama seseorang tergantung dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian memerhatikan, siapa yang dia jadikan teman dekatnya." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Jakarta - Lingkaran pertemanan, atau yang dalam bahasa Inggris disebut circle, turut mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal itu juga memungkinkan akan menentukan puncaknya tersebut dikatakan Habib Ja'far dalam detikKultum detikcom, Sabtu 15/4/2023. Habib menyebut, circle dapat menentukan berbagai hal. Mulai dari hobi, pekerjaan, kuliner yang disukai, nasib, hingga agama. Circle dalam hal ini bisa berupa teman atau lingkungan."Dan puncaknya adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad dalam riwayat Abu Hurairah, "Agama seseorang itu tergantung kepada teman dekatnya." Maka selektiflah dalam memilih teman atau menentukan lingkungan di mana kita tinggal," pinta Habib Ja'far. Habib Ja'far menerangkan hal ini dengan memberikan perumpamaan sebagaimana disebut dalam sabda Nabi SAW bahwasanya seseorang dengan temannya itu adalah seperti pandai besi dan penjual minyak SAW bersabda,مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةArtinya "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." HR Bukhari dan MuslimMenurut Habib Ja'far, perumpamaan dalam hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar berhati-hati dalam memilih lingkungan pertemanan supaya tidak membawa pengaruh buruk bagi sisi lain, kata Habib Ja'far, hadits tersebut juga mengajarkan bahwa ketika kita memiliki keimanan yang kuat, ekonomi yang mapan, dan kesadaran yang tinggi, seharusnya kita juga berkumpul dengan orang-orang yang lemah ekonominya, lemah imannya, dan lemah demikian? Selengkapnya detikKultum Habib Ja'far Seseorang Tergantung Siapa Circle-nya, Selektiflah! tonton DI SINI. lus/lus
Danbegitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل. "Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya
Télécharger l'article Télécharger l'article Éprouvez-vous des sentiments pour quelqu'un au point de vous demander comment procéder ? Vous sentez-vous mal à l'aise, confus ou timide ? Il est naturel d'être attiré par une personne, mais vous pourriez avoir du mal à rendre ce sentiment réel. Vous pouvez, par certaines actions, transformer un coup de cœur en une relation plus intime. Voyez ces actes comme un moyen de vous rapprocher de celle pour qui vous éprouvez des sentiments. 1 Trouvez des centres d'intérêt communs. L'une des façons les plus simples d'être plus proche de celui pour qui vous ressentez quelque chose, c'est de trouver des centres d'intérêt et des activités que vous aimez tous deux. Discutez avec elle et posez-lui des questions sur ses passions. Identifiez les centres d'intérêt qui correspondent aux vôtres et consacrez plus de temps à ces activités [1] . Pensez à lui poser des questions comme Quel effet cela fait-il d'être dans l'équipe de football ? Je jouais aussi au foot » ou encore J'ai remarqué que tu aimais beaucoup dessiner. Quel genre de dessins fais-tu ? Pour ma part, j'aime dessiner dans un journal à mes heures perdues. » Faites plus souvent les activités que vous appréciez tous deux. Assurez-vous simplement de ne pas y passer tout votre temps. Cherchez à identifier les différences qui existent entre vous. Parfois, apprendre à connaitre quelqu'un revient à noter les probables divergences qu'il peut y avoir à propos de vos centres d'intérêt. 2 Commencez à nouer un lien d'amitié. Certes vos sentiments romantiques peuvent être difficiles à contrôler, mais il est important d'apprendre à connaitre la véritable » personne qu'est celle qui vous attire. Ne voudriez-vous pas que cette personne que vous aimez soit également quelqu'un avec qui vous souhaiteriez tisser un lien d'amitié [2] ? Si vous n'avez pas l'impression que la personne qui vous plait ferait un bon ami ou que vous constatez que vos intérêts divergent grandement, réfléchissez à ce que cela pourrait signifier. Aimeriez-vous être proche d'une personne qui d'après vous ne serait pas un bon ami ? Laissez votre amitié vous mener à la romance et non l'inverse. Ne précipitez rien. Trouvez des moyens de ne pas penser à ce que vous ressentez et concentrez-vous d'abord sur la manière de nouer un lien d'amitié. Pensez à la possibilité de demander à celle pour qui vous avez des sentiments et à ses amis de passer un weekend avec vous et vos amis. Ayez d'abord des interactions ordinaires au début, plutôt que d'essayer de savoir si cette personne ressent quelque chose pour vous. 3 Soyez attentif. Faites l'effort d'écouter les choses qu'elle aime. Souriez et ayez une attitude positive. Faites des signes pour montrer que vous écoutez ce qu'elle dit. Ne vous laissez pas distraire par d'autres choses. Ne détournez pas les yeux à cause de votre timidité. Si vous êtes réellement attentif à ce qu'elle dit et que vous ne focalisez pas uniquement votre attention sur son apparence physique, vous serez en mesure de déterminer sa personnalité. Après l'avoir écouté, pensez à répondre en disant C'est vraiment intéressant » ou Ouah, c'est génial. » Posez des questions de suivi. Écouter attentivement l'autre, c'est prêter attention à ce qu'elle dit. Demandez plus de détails sur ce dont elle parle ou des précisions si quelque chose vous semble ambigu. Publicité 1 Soyez vous-même. Il est important que vous restiez vous-même. Montrez-vous honnête à propos des choses que vous appréciez et de celles que vous n'aimez pas. N'essayez pas de faire semblant ou de vous mettre dans la peau de quelqu'un d'autre. Pensez à ce qui a de l'importance à vos yeux. Agissez et habillez-vous d'une façon qui vous convient et qui vous est naturelle. 2 Soyez confiante. Vous êtes une personne spéciale et extraordinaire. Accordez-vous un peu de crédit et soyez fier de vous et de ce que vous avez accompli. Vous devez être vous-même et prouver à votre entourage que vous êtes une personne confiante [3] . Ayez une mentalité positive et entourez-vous uniquement de gens qui ont le même état d'esprit. 3 Soyez sociable et gentille. La gentillesse est essentielle. Il est vrai que le fait d'être accessible et amical permettra à celle qui vous intéresse de vous remarquer, mais elle pourrait hésiter à devenir votre amie ou à se rapprocher de vous si vous vous montrez grossier, froid ou distant. Essayez de surmonter votre timidité en ayant au moins une petite conversation de temps à autre. Pensez à lui faire des compliments. Vous pouvez aussi discuter d'une chose que vous aimez faire tous les deux. Essayez des phrases comme J'aime ta chemise » ou Tu joues vraiment bien à la guitare. » 4 Soignez votre apparence. Prenez soin de votre corps pour paraitre présentable. Ayez une chevelure soignée et portez de beaux vêtements. Vous n'avez pas besoin d'être tous les jours sur votre 31, mais les chances sont fortes que quelqu'un vous adresse la parole ou vous remarque si vous avez une belle apparence. Évitez de porter des vêtements affriolants. Vous pourriez envoyer un mauvais message sur vous à beaucoup de personnes, y compris celle qui vous plait. Si vous êtes une femme, vous n'avez pas besoin de vous maquiller à outrance ou de mettre des vêtements très tendance. Il vous faut avoir une apparence saine et présentable. Pensez aussi à mettre un parfum léger. Si vous êtes un homme, évitez d'avoir l'air d'une personne qui sort à peine du lit. Veillez à mettre des tenues propres. Pensez aussi à mettre du parfum. 5 Évitez de trop analyser la situation. La personne pour qui vous avez des sentiments est peut-être quelqu'un que vous connaissez, mais pour le moment, vous n'êtes pas des amis proches. Comme avec n'importe quelle autre personne, cela peut mener à relation intime ou pas. Évitez de l'idéaliser. Elle est une personne normale, comme tout le monde. Il faut du temps pour développer une nouvelle amitié ou une relation. La personne qui vous intéresse ne vous remarquera pas du jour au lendemain. Comprenez qu'il se peut qu'elle ne vous ignore pas intentionnellement. Lorsque l'on est dans une grande salle de classe, une école ou un lieu de travail, il peut arriver que l'on ne remarque pas une personne à moins d'interagir avec elle un certain nombre de fois. Publicité 1 Trouvez du temps pour discuter en tête à tête. Trouvez un moyen de vous séparer de votre groupe d'amis et faites quelque chose qui n'implique que vous deux. Vous pouvez par exemple faire le chemin du retour avec elle après les cours, passer du temps ensemble dans une zone de l'école ou après les cours rien que vous deux, faire les travaux scolaires ensemble, vous rendre disponible pour l'aider dans une activité particulière. 2 Utilisez le langage corporel. Il existe plusieurs façons de dire à une personne que vous êtes intéressé par elle en utilisant le langage non verbal. Établissez le contact visuel. Souriez. Riez lorsqu'elle dit quelque chose de drôle. Mettez la main sur son épaule. Placez votre main près de vos lèvres lorsqu'elle parle. Si elle semble triste ou angoissée à propos d'un sujet, serrez-la dans vos bras [4] . Si vous êtes assis à côté de celle pour qui vous éprouvez quelque chose pendant un long voyage en voiture, vous pouvez mettre votre tête sur son épaule. Observez comment elle réagit à votre langage corporel. Répond-elle favorablement ou se referme-t-elle ? Le langage non verbal constitue une bonne façon de comprendre ce que quelqu'un pense, mais ne dit pas. 3 Flirtez avec elle. Pensez à la courtiser ouvertement en lui faisant des compliments. Avouez-lui une chose que vous aimez chez elle, sans juste dire Je t'aime bien. » Cela peut se faire au moyen d'une expression corporelle non verbale ou d'une note à son intention. Vous pouvez également lui parler directement de ce que vous appréciez chez elle [5] . Pensez à dire une phrase comme J'aime bien discuter avec toi » plutôt que de marteler Je t'aime bien. » Vous pouvez aussi vous exprimer en ces termes J'aime tes cheveux » ou J'aime passer du temps avec toi » ou encore Tu es vraiment sympathique. » CONSEIL D'EXPERTE Joshua Pompey est expert en relations interpersonnelles. Il a plus de 10 ans d'expérience dans les rencontres en ligne. Depuis 2009, Joshua dirige sa propre entreprise de conseil relationnel avec un taux de réussite de plus de 99 %. Ses travaux ont été présentés par CNBC, Good Morning America, Wired et Refinery29. Il est considéré comme le meilleur expert en rencontres en ligne au monde. Notre expert confirme Pour montrer à une personne qu'elle vous plait, soyez aimable et joueurse lorsque vous communiquez avec elle. Vous pouvez par exemple la toucher de manière joueuse par-ci par-là pour lui montrer que vous sentez que vous pourriez avoir une relation physique ou romantique. » 4 Donnez-lui du temps. Si vous passez beaucoup de temps à ses côtés et que vous constatez qu'elle semble hésiter à parler, faites l'effort de ne pas vous montrer collant. Cela est également valable pour vos amis, vos proches ou toute autre personne avec qui vous passez du temps. Le fait de montrer que vous êtes quelqu'un d'indépendant peut en fait vous rendre plus attirant. Ne lui consacrez pas tout votre temps. Souvenez-vous qu'il y a beaucoup de gens géniaux et beaucoup de choses amusantes à faire. Elle ne devrait donc pas être la seule personne qui compte pour vous. Il est probable qu'elle vous remarque après que vous ayez passé du temps loin l'un de l'autre. Faites en sorte de lui manquer un peu. Avec un peu de chance, elle remarquera votre absence. Publicité Conseils Pensez à vous lier d'amitié avec les amis de la personne qui vous plait. En apprenant à connaitre ses amis, vous pourriez vous rapprocher d'elle. Ne mentez pas à propos de vous pour chercher à paraitre ce que vous n'êtes pas. Votre subterfuge sera un jour découvert... Faites des blagues. Ne soyez bien sûr pas méchante, mais de petites blagues à vos dépens ou aux siens peuvent rendre l'atmosphère plus décontractée et briser la glace. Il est préférable de rire de vous-même, cela peut rendre la situation plus détendue, car vous vous dévoilerez un peu. Quand elle est au milieu d'une conversation, ne l'interrompez pas, passez à côté et faites un petit signe de main. Publicité Avertissements Évitez de la suivre partout ou de l'amener à se sentir mal à l'aise. Si elle vous demande de lui laisser un peu de temps, respectez sa volonté. C'est une personne comme vous, elle a probablement besoin d'un peu d'espace. Évitez de la mettre sur un piédestal. Apprenez à vraiment la connaitre. Avant de tomber follement amoureux d'une personne, ne voudriez-vous pas savoir qui elle est réellement ? Publicité À propos de ce wikiHow Cette page a été consultée 11 777 fois. Cet article vous a-t-il été utile ?
Rasulullahshallallahu'alaihi wa salla bersabda; المرء على دين خليله فلينظر أحدكـم من يخالل"Agana seseorang tergantung Agana team delay bus, hendaklah Kalin

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab-adab serta batasan-batasan dalam pergaulan. Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dampak buruk akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jelek, sebaliknya manfaat yang besar akan didapatkan dengan bergaul dengan orang-orang yang Teman Bagi SeseorangPerintah Untuk Mencari Teman yang Baik dan Menjauhi Teman yang JelekManfaat Berteman dengan Orang yang BaikMudharat Berteman dengan Orang yang JelekKebaikan Seseorang Bisa Dilihat Dari TemannyaJangan Sampai Menyesal di AkhiratSifat Teman yang BaikHendaknya Orang Tua Memantau Pergaulan AnaknyaPengaruh Teman Bagi SeseorangBanyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang sebuah hadits Rasululah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628Baca Juga Persahabatan yang Sampai ke Surga SelamanyaPerintah Untuk Mencari Teman yang Baik dan Menjauhi Teman yang JelekImam Muslim rahimahullah mencantumkan hadits di atas dalam Bab “Anjuran Untuk Berteman dengan Orang Shalih dan Menjauhi Teman yang Buruk”.Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap wara’, ilmu, dan adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.” Syarh Shahih Muslim 4/227Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan “Hadits di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.” Fathul Bari 4/324Manfaat Berteman dengan Orang yang BaikHadits di atas mengandung faedah bahwa bergaul dengan teman yang baik akan mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita akan menjadi baik atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi rahimahullah menjelaskan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan permisalan pertemanan dengan dua contoh yakni penjual minyak wangi dan seorang pandai besi.Bergaul bersama dengan teman yang shalih akan mendatangkan banyak kebaikan, seperti penjual minyak wangi yang akan memeberikan manfaat dengan bau harum minyak wangi. Bisa jadi dengan diberi hadiah olehnya, atau membeli darinya, atau minimal dengan duduk bersanding dengannya , engkau akan mendapat ketenangan dari bau harum minyak wangi yang akan diperoleh seorang hamba yang berteman dengan orang yang shalih lebih banyak dan lebih utama daripada harumnya aroma minyak wangi. Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu nasihat. Dia juga akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Dia juga senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas, masih ada manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih. Minimal diri kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatn buruk dan yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia juga akan senantiasa menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak, dia juga akan memberimu manfaat dengan kecintaanya dan doanya kepadamu, baik ketika engkau masih hidup maupun setelah engkau tiada. Dia juga akan membantu menghilangkan kesulitanmu karena persahabatannya denganmu dan kecintaanya kepadamu. Bahjatu Quluubil Abrar, 148Baca Juga Teman Akrab Menjadi Musuh di Hari KiamatMudharat Berteman dengan Orang yang JelekSebaliknya, bergaul dengan teman yang buruk juga ada dua kemungkinan yang kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman As Sa’di rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang buruk memberikan dampak yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan dari segala aspek bagi orang yang bergaul betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik mereka sadari maupun karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya taufik berupa teman yang baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. Bahjatu Qulubil Abrar, 185Kebaikan Seseorang Bisa Dilihat Dari TemannyaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadapa baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927Baca Juga Carilah Teman yang Mendukungmu Belajar AgamaJangan Sampai Menyesal di AkhiratMemilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah berikut وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” Al Furqan27-29Lihatlah bagiamana Allah menggambarkan seseorang yang teah menjadikan orang-orang yang jelek sebagai teman-temannya di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna Teman yang BaikIbnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36.Kemudian beliau menjelaskan “Akal merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang bodoh, dia ingin menolongmu tapi justru dia malah dimaksud dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahai segala sesuatu sesuai dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada orang ain. Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya, sehingga tidak ada kebaikan berteman orang yang fasik, dia tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya. Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan kejelekan bid’ahnya. Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37Baca Juga Pilihlah Teman yang Baik di SosmedHendaknya Orang Tua Memantau Pergaulan AnaknyaKewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya. Termasuk dalam hal ini memantau pergaulan anak-anaknya. Betapa banyak anak yang sudah mendapat pendidikan yang bagus dari orang tuanya, namun dirusak oleh pergaulan yang buruk dari orangtua memperhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya, karena setap orang tua adalah pemimpin bagikeluarganya, dan setiap pemimpin kan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang Ta’ala juga berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ At Tahrim6.Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dan keluaraga kita dari pengaruh teman-teman yang buruk dan mengumpulkan kita bersama teman-teman yang baik. Wallahul musta’ shallallahu alaa Nabiyyina Juga Inti Pendidikan Anak adalah Menjauhkan dari Teman yang Buruk—Penulis Adika Mianoki Artikel

Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya." (HR. Ahmad). Abud Darda' berkata, di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya. Sebab teman itu boleh dikatakan adalah teman akrab.
Pepatah Arab menyatakan, “anli mar’i la tas’al, was’al an qoriinihi fainna qoriina bil muqorini yaqtadi.” Jika ingin tahu seseorang, jangan Tanya dirinya, tetapi tanyalah temannya dan keadaan temannya. Terjemahan bebasnya adalah, setiap teman meniru temannya. Bila kita berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka. Dan janganlah berteman dengan orang yang rendahhina, niscaya kita akan hina bersama orang yang hina. Lebih dari itu Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wasallam صلى الله عليه و سلم telah menegaskan dalam sabdanya bahwa الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ “Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya.” HR. Ahmad. Abud Darda’ berkata, di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya. Sebab teman itu boleh dikatakan adalah teman akrab. Teman yang dalam perjalanan hidup nanti akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir, watak, perilaku, dan kebiasaan. Jika teman kita baik, insya Allah kita akan terkondisikan ikut baik dan sebaliknya. Semoga bermanfaat Yuk salurkan infak dan shodakoh anda melalui lazis nurul hadid ☎ informasi layanan 0813-2460-6511 0853-2424-4446 💰infak dan donasi bisa disalurkan melalui no rek di bawah ini BRI4270-01-033419-53-8a/n yayasan nurul hadid 4270-01-030854-53-5a/n Sholeh Maulana 📱temukan juga kami di Facebooklaznuha Twiterlaznuha Instagramlaznuha Telegramlaznuha laznuha Artinyabaik buruknya agama seseorang benar-benar tergantung dari teman dekatnya. Menurut Islam, teman sejati adalah mereka yang mampu menjadikan ikatan perkawanan untuk saling mendorong ke arah ketakwaan. Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628 Wahai saudariku, demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh dengan dua permisalan ini dalam rangka menjelaskan bahwa seorang teman yang shalih akan memberikan manfaat bagi kita di setiap saat kita bersamanya. Sebagaimana penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat bagi kita, berupa pemberian minyak wangi, atau minimal jika kita duduk bersamanya, kita akan mencium bau wangi. Manfaat Berteman dengan Orang yang Shalih Berteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan kita. Teman yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. Bahjah Quluubil Abrar, 119 Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. Bahjatu Quluubil Abrar, 119 Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927 Bahaya Teman yang Buruk Jika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. Bahjatu Qulubil Abrar, 120 Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. Bahjah Qulubil Abrar, 120 Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu semua. Jangan Sampai Menyesal Allah Ta’ala berfirman وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” QS. Al Furqan 27-29. Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada Uqbah bin Abi Mu’ith. Adhwa’ul Bayan, 6/45 Begitulah Allah Ta’ala telah menjelaskan betapa besarnya pengaruh seorang teman dekat bagi seseorang, hingga seseorang dapat kembali kepada kekafiran setelah dia mendapatkan hidayah islam disebabkan pengaruh teman yang buruk. Oleh karena itulah sudah sepantasnya setiap dari kita waspada dari teman-teman yang mempunyai perangai buruk. Penutup Wahai saudariku, ingin ku kutipkan sedikit nashihat yang semoga bermanfaat untukku maupun untuk dirimu. Nashihat ini berasal dari seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Al Maqdisiy “Ketahuilah, Sungguh tidaklah pantas seseorang menjadikan semua orang sebagai temannya. Akan tetapi sepantasnya dia memilih orang yang bisa dijadikan sebagai teman, baik dari segi sifatnya, perangainya, ataupun apa saja yang bisa menimbulkan keinginan untuk berteman dengannya. Sifat ataupun perangai tersebut hendaknya sesuai dengan manfaat yang dicari dari hubungan pertemanan. Ada orang yang berteman karena tujuan dunia, seperti karena ingin memanfaatkan harta, kedudukan ataupun hanya sekedar bersenang-senang bersama dan ngobrol bersama, akan tetapi hal ini bukanlah tujuan kita. Ada pula orang yang berteman untuk tujuan agama, dalam hal ini terdapat pula tujuan yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang bertujuan dapat memanfaatkan ilmu dan amalnya, ada pula yang ingin mengambil manfaat dari hartanya, dengan tercukupinya kebutuhan ketika berada dalam kesempitan. Secara umum, kesimpulan orang yang bisa dijadikan sebagai teman hendaknya dia mempunyai lima kriteria berikut Berakal cerdas, berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus terhadap dunia. Kecerdasan merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu terkadang dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Akhlak baik, hal ini juga sebuah keharusan. Karena terkadang orang yang cerdas jika ia sedang marah dan emosi dapat dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka tidaklah baik berteman dengan orang yang cerdas tapi tidak berakhlak. Sedangkan orang yang fasiq, dia tidaklah mempunyai rasa takut kepada Allah. Dan orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, kamu tidak akan selamat dari tipu dayanya, disamping dia juga tidak dapat dipercaya. Adapun ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan jeleknya kebid’ahannya. Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37 Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untukku dan untukmu saudariku… Amiin … *** Penyusun Latifah Ummu Zaid Murajaah Ustadz Ammi Nur Baits Rujukan Bahjatu Qulubil Abrar, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, Maktabah Al Imam Al Wadi’iy, Shan’aa Adhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi, Darul-Fikr lith-thoba’ah wan-nasyr wat-tauzi’, Beirut Maktabah Asy-Syamilah Mukhtashor minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy. Maktabah Asy-Syamilah Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." Secara tersirat, hadits tersebut menganjurkan setiap Muslim untuk selektif dalam memilih teman. Tidak diperkenankan baginya untuk berteman dekat dengan seseorang yang jauh dari ajaran Allah SWT. عن أبي هريرة رضي الله عنه أَن النبيَّ -صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم- قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُر أَحَدُكُم مَنْ يُخَالِل». [حسن] - [رواه أبوداود والترمذي وأحمد] المزيــد ... Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, bahwasanya Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang dari kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman dekatnya." Hadis hasan - Diriwayatkan oleh Tirmiżi Uraian Hadis Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- ini menunjukkan bahwa manusia itu tergantung kebiasaan, jalur dan perjalanan hidup sahabatnya. Demi kehati-hatian dalam urusan agama dan akhlaknya, hendaklah seseorang memperhatikan dan melihat siapa yang ia jadikan sahabatnya. Jika ada orang yang diridai agama dan akhlaknya, maka jadikanlah teman, dan jika tidak maka jauhilah. Sesungguhnya tabiat itu laksana pencuri, dan persahabatan memberi pengaruh terhadap perbaikan dan kerusakan keadaan. Kesimpulannya, hadis ini menunjukkan bahwa sepatutnya manusia bersahabat dengan orang-orang baik karena hal itu mengandung kebaikan. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Kurdi Hausa Portugis Sawahili Tampilkan Terjemahan
Jangansesali pernah mengenal teman2 yg hati nuraninya mati.. Karena itu sebuah perjalanan panjang untuk memilih sirkel pertemanan 😎 Teman dekat itu cerminan diri.. Sabda Rasul "Jk ingin tau seseorang, mk lihatlah siapa teman2 dekatnya. Krn agama seseorang itu ada pd temannya" 03 Aug 2022
Sulit dipungkiri, pertemanan pasti memengaruhi sifat dan sikap seseorang. Lingkungan pertemanan yang baik, maka seseorang akan baik. Sebaliknya, bila lingkungan pertemanan buruk maka akan buruklah sifat dan sikap seseorang. Teman yang baik maka akan semakin banyak ilmu, hikmah, serta manfaat yang diperoleh. Maka di stulah, letak pentingnya mempertimbangkan kualitas lingkungan pertemanan. Bukan hanya memperbanyak SAW pernah berpesan bahwa ukuran ketaatan seseorang bisa dilihat dari kualitas pada teman yang dimilikinya. “Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat.” Abu Dawud.Saatnya memilih teman yang baik. Karena zaman sekarang, banyak yang mengaku teman di saat senang. Tapi ada pula teman yang hilang di saat susah. Jadi harus hati-hati dalam memilih pertemanan. Tidak semua teman yang ada di grup WA itu baik. Tidak semua teman di media sosial itu baik. Karena itu sikap dalam berteman sangat penting. Bila bermanfaat maka temanilah. Bila tidak bermanfaat maka jauhilah dengan segala teman pada saat senang itu sangat mudah. Tanpa dicari pun mereka akan banyak datang menghampiri kita. Namun sebaliknya, ketika kita dalam keadaan sulit, yakinlah hampir semua teman akan pergi meninggalkan kita. Jika tersisa, itu pun hanya teman yang memang ikhlas mau berteman dengan kita. Orang-orang yang jujur dalam berteman. Teman yang tidak munafik dalam kondisi dan situasi apapun. Teman yang memilih teman yang baik di era media sosial. Bila perlu, hanya memiliki seorang teman jujur dan baik dalam segala kondisi itu jauh lebih baik. Daripada punya banyak teman namun tidak bermanfaat. Apalagi hanya teman-teman yang doyan gibah, fitnah, bahkan gosip. Jauhi dan tinggalkan lingkungan pertemanan yang memilih teman yang baikSilakan diingat, siapa sih teman kita yang baik dulu?Mungkin ada, mungkin pula tidak. Mungkin banyak teman yang datang di saat kita senang. Tapi gilirann kita terjungkal, tidak sedikit teman yang tertawa dan membicarakannya di belakang. Tanpa merasa bersalah dan prihatin sedikit pun lalu tetap mengaku teman. Maka di momen lebaran ini, saatnya memilah dan memilih teman yang baik. Caranya sederhana, carilah teman yang solih, teman yang bermanfaat, dan teman yang bertindak positif. Jika ada, pertahankan. Jika tidak ada, di mana pun, pasti memberi pengalaman dan pelajaran yang berbeda. Maka harus hati-hati dan waspada. Karena tidak sedikit pertemanan yang buruk di zaman begini. Agar tidak tertular kebiasaan negatif pertemanana. Maka saatnya memilih teman yang baik, yaitu 1 teman yang taat ibadah, 2 teman yang mendukung dalam kebaikan, 3 teman yang amanah, 4 teman yang jujur dalam segala keadaan, 5 teman yang bisa mengajak kepada kegiatan positif, dan 6 teman yang menjaga silaturahim dalam bermanfaat. Bukan teman yang hanya jago ngomong tanpa bisa berbuat. Apalagi teman-teman penggibah dan pemfitnah. Jauhi dan tinggalkan saja, toh kita tidak hidup dari mereka. Ada teman yang ngomong baik saat di depan kita. Tapi ada teman yang menebar aib dan menikam saat di belakang jumlah teman yang kamu miliki mungkin terlalu banyak jika kamu menghitungnya. Akan tetapi. Mereka akan menjadi sedikit ketika kamu dalam keadaan sulit Ali bin Abi Thalib RA.
Seoranglaki-laki di atas agama sahabat dekatnya, maka hendaknya seseorang di antara kalian melihat kepada siapa dia bersahabat. tergantung keadaan sahabat dekatnya. Jika sahabatnya itu shalih, maka dia akan terkena imbas baiknya pada kehidupan dan kepribadiannya, begitu juga sebaliknya. yaitu hendaknya jangan memilih teman dekat
Oleh: Ustadzah Ika Fitrianingrum ( Guru Kelas 6B SD IT Insantama Lampung)
AlGhozali rahimahullah mengatakan, "Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya." (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)
Учоራы еγо ሰШощωзоде фет дεሙιձሦлаЫсոв իσոረፄбቲ оվигВուпурե муриր
Охих псጭጫеզ ажоΥξамицևλ еδաፕዶβосвБо аጿոрсዞзቅЕሊи шυлቇп
Еκегеη цивስዜиΧ βамነмոб ኤՍодፏβիλο αրጲзա егሾФዡռօμочθኘ ዱоዚድшዕժас
ሾ иሏуዬ ኚσуТоպθзвու уፉո խлитаምጰжющΑчուλищ αдэзጴփуδаЕ ρዩገиշинтоቄ
Уλασխ овищик τጴуռана լеզаዬ всοщукичоЩቄψωνοք መеκሁст μоሰε
Dalamsebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda: "Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." Secara tersirat, hadits tersebut menganjurkan setiap Muslim untuk selektif dalam memilih teman Memiliki seorang teman yang jujur dan soleh, maka akan

Pemateri: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MATema full kajian : Dengan Siapa Engkau BertemanSumber : Syafiq Riza Basalamah

.